Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2013

[Lomba] Novel 'Passion Show' Bentang Belia diperpanjang!

Buat yang kemarin agak-agak nyesek karena nggak bisa ngejar lomba novel dari Penerbit Bentang Belia, saatnya kamu bisa narik napas lega nih, soalnya deadlinenya diperpanjang! Uhuy, kan? Nih, baca infonya yang saya kutip dari note FB-nya Bentang. Halo semuanya, bagi yang merasa sudah dikejar deadline sehingga belum mengirimkan naskah PASSION SHOW nya, jangan khawatir karena kamu masih ada waktu untuk menyelesaikan naskahmu. Yap,  batas akhir pengiriman naskah PASSION SHOW diperpanjang hingga 31 Oktober 2013.    Lomba Novel Remaja Bentang Belia 2013   “PASSION SHOW” =============================================================== Baca ketentuannya di bawah ini, ya! Naskah ditulis perorangan atau maksimal dua orang. peserta boleh mengirimkan lebih dari satu naskah. Cerita harus inspiratif, memberi nilai positif bagi remaja Indonesia, tidak menggurui, unik, dan menggambarkan dunia remaja usia 13 sampai 25 tahun. Naskah tidak memicu konflik SARA. Tidak memuat unsur ponogra

[Percikan] Setangkai Mawar

Gambar
Sitta menatap vas bunga di atas meja belajarnya tanpa berkedip. Setangkai mawar merah yang begitu segar dan merekah indah. Tidak biasanya memang ia menyimpan bunga hidup di dalam kamarnya, baru kali ini saja ia melakukannya. Tentu saja, karena mawar ini begitu istimewa dan harus ia simpan baik-baik. Wangi mawar yang lembut terbawa semilir angin yang menerobos tirai jendela kamarnya. Hmmm... wanginya membuai Sitta, seakan ingin  mengajaknya melayang dalam lamunan indahnya. Sitta tersenyum seraya meraih tangkai mawar itu, lalu mendekatkannya ke hidungnya. Wangi itu semakin tajam dan semakin membelainya dalam sejuta khayalan, lamunan tentang sosok cowok yang selama ini menghiasi mimpi-mimpinya. Ugh, dada Sitta seakan mau meledak saking senangnya. Doni memberikan mawar itu tadi siang! “Ini buat lo!” katanya gugup sebelum kemudian membalikkan lagi badannya dan berlari menjauh, meninggalkan Sitta yang hanya bisa terbelalak tak percaya. Percaya nggak sih kalau Doni bisa seromantis it

Mejeng di Koran Radar Tasikmalaya

Gambar
Bersama Klub Buku Tasik (KBT) mejeng bareng di rubrik Komunitas koran Radar Tasikmalaya edisi Minggu, 22 September 2013

Sehat itu Berawal dari Rumah

Gambar
Anak-anak dan jajanan, adalah dua bagian yang sulit sekali dipisahkan. Mungkin sudah kodratnya kalau anak-anak akan begitu mudah tergiur oleh jajanan, sebagaimana jajanan itu sendiri dibuat (kebanyakan) untuk anak-anak. Sebagai orangtua, ini adalah PR yang sangat berat, bagaimana caranya dapat mengendalikan nafsu jajan anak-anak sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan mereka. Tidak bisa dipungkiri, jajanan tidak sehat sudah menjadi nightmare tersendiri bagi orangtua. Pemberitaan di televisi dan media lain tentang penggunaan zat pengawet, pewarna tekstil, pemanis buatan, dan zat-zat kimia lainnya semakin marak digunakan dalam berbagai jenis makanan, menjadi momok yang sangat menakutkan. Bagaimana tidak, makanan dan jajanan tidak sehat itu berada di sekeliling kita! Para penjaja makanan selalu lalu-lalang di depan rumah, atau mangkal dengan setia di halaman-halaman sekolah, menebarkan godaan pada setiap anak yang berdatangan. Bisakah kita percaya pada anak-anak untuk ti

Stop Jatuhnya Korban Lagi akibat Jajanan Tak Sehat!

Gambar
Foto terakhir di momen Lebaran 2013 Jumat, 6 September 2013, keponakan saya M. Fachry Dwi Putra (5 tahun –sebelumnya saya sebutkan 4 tahun), meninggal dunia setelah koma selama 7 hari dengan gejala awal keracunan makanan (jajanan pinggir jalan). “ Benarkah keracunan jajanan bisa mengakibatkan koma? Jajan apa dia sebenarnya ?” Pertanyaan itu datang bertubi-tubi ke inbox saya. Sayangnya saya belum bisa menjawab pertanyaan itu satu per satu. Suasana berduka membuat saya melepaskan gadget untuk sementara. Terlebih, pertanyaan tersebut tidak bisa dijawab singkat. Ada sebuah kisah yang cukup panjang yang harus dijelaskan sehingga informasinya tidak hanya sepotong. Saya berjanji untuk menjelaskannya nanti saat sudah luang. Sekarang. Tanpa bermaksud mengorek luka bagi orangtua Fachry dan juga perasaan keluarga, saya hanya ingin berbagi tentang pentingnya menjaga anak-anak dari kebiasaan jajan sembarangan. Anak-anak tetaplah anak-anak, belum bisa memilah mana yang seha

[Review] Gembala Riang by Renny Yaniar

Gambar
Suatu siang Dahlan menggiring kambingnya ke tengah padang. Ia ingin,  kambing-kambingnya makan rumput hijau sepuas hati. Dahlan mengawasi kambingnya baik-baik. Ya, Dahlan tak mau, kambing-kambingnya merusak tanaman milik orang lain. Ia juga tak ingin ada kambingnya yang hilang. Walaupun begitu, suasana di padang sangat menyenangkan, karena banyak juga gembala kecil lain yang sedang bekerja, bermain, menari, dan menyanyi. Menjelang petang, Dahlan kembali membawa kambing-kambingnya pulang dan kembali ke kandang. Itulah kehidupan Dahlan, si gembala cilik. Tahukah teman-teman, kalau Dahlan yang ini bukan tokoh fiksi? Buku ini mengisahkan kehidupan masa kecil Dahlan Iskan, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara. Tiga buku yang ditulis Kak Iwok Abqari dan diilustrasi oleh Kak Gina diterbitkan oleh Noura Books  dalam serial Bilingual (Indonesia-Inggris) Sepatu Dahlan. Saat ini seri yang terbit ada 3 buku yaitu Sepatu Dahlan, Mencuri Tebu, dan Gembala Riang.

[Review] Sekotak Cinta untuk Sakina

Gambar
Judul Buku : Sekotak Cinta untuk Sakina Penulis : Irma Irawati Penerbit : Qibla (Bhuana Ilmu Populer) Cetakan : I/2013 Jumlah Halaman : 126 Sakina sedih dan kecewa. Hanya karena ayahnya sering berpindah lokasi kerja, dia harus dititipkan di sebuah pondok pesantren putri. Ya, Sakina akan menjalani hari-harinya dengan bersekolah dan tinggal di sebuah pesantren di pinggiran kota Bandung. Mama bilang, semua itu agar Sakina dapat berkonsentrasi belajar dan tidak terganggu sekolahnya karena harus sering berpindah-pindah. Tentu saja Sakina berat menerima keputusan Mama dan Papa ini. Dia tidak ingin tinggal terpisah dari keluarga. Apalagi, pondok pesantren yang akan ditinggalinya tidak sebagus sekolah sebelumnya. Selain fasilitasnya yang tidak lengkap, lokasinya pun sepi dan jauh dari keramaian. Belum-belum Sakina sudah merasa tidak akan betah tinggal di sana. Karena itu, dia mulai menyusun skenario agar Papa dan Mama segera menjemputnya kembali dari pesantren. Hari-hari pertama tinggal di

[Revew] Menggapai Rembulan ~ oleh Fita Chakra

Gambar
[Resensi Buku] Menggapai Cita, Setinggi Rembulan Judul                       : Menggapai Rembulan Penulis                    : Ridwan Abqary Penerbit                  : Penerbit Andi Jumlah Halaman       : 130 halaman   “Orang-orang selalu bilang, gantungkan cita-citamu setinggi langit. Nah, kamu bisa menggantungkan cita-citamu pada rembulan. Kejar dan gapailah rembulan, karena di sanalah cita-citamu berada.” –Abah Rembulan Safitri, senang sekali ketika Bu Lusi memilihnya menjadi salah satu perwakilan sekolah mengikuti Story Telling. Dia tak menyangka, kemampuannya berbahasa Inggris dianggap baik. Sayangnya, Delia tak berpikiran sama. Dia iri karena Bulan, seorang anak tukang becak sekaligus penjaga makam itu terpilih menjadi perwakilan utama, sedangkan dia hanya cadangan. Belum sempat Bulan mengabarkan berita gembira itu pada Abah, emak dan kedua adiknya, musibah datang. Emak dirawat di rumah sakit. Sementara itu, Bulan harus menjaga Bintang dan Mega yang mas